BLANTERORBITv102

    Desa Wisata Limbo Wolio, Kaya Wisata Budaya dan Sejarah

    Rabu, 13 September 2023
    Desa Wisata Limbo Wolio
    Desa Wisata Limbo Wolio Baubau Sulawesi Tenggara

    SUDUTWISATA.COM- Dalam ajang Anugerah Desa Wisata (ADWI) 2022 yang dilaksanakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) salah satu desa wisata yang masuk dalam 0 besar adalah Desa Wisata Limbo Wolio.

    Desa Wisata Limbo Wolio, yang terletak di Kawasan Benteng Keraton Kesultanan Buton (Benteng Wolio) di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, memiliki potensi pariwisata yang sangat besar. Daya tarik utama desa ini adalah keberadaan Benteng Wolio, yang merupakan salah satu destinasi wisata terkemuka di Kota Baubau.

    BACA JUGA: Air Terjun Saluopa, Air Terjun 12 Tingkat di Poso

    BACA JUGA: Pesona Air Terjun Piala, Wisata Alam nan Eksotis di Luwuk

    Dengan luas sekitar 23,3 hektar, pada tahun 2006, Benteng Wolio memperoleh pengakuan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dan Guinness Book of World Records sebagai "Benteng Terluas di Dunia." Keistimewaan benteng ini tidak hanya terletak pada ukurannya yang besar dan megah, tetapi juga pada sejarah panjang yang terkait dengannya.

    Membicarakan Desa Wisata Limbo Wolio tentunya tak lengkap tanpa mengungkap sejarah menarik di balik megahnya Benteng Wolio, yang menjadi ikon pariwisata di desa tersebut. Konon, Benteng Wolio dibangun oleh Raja Buton III, La Sangaji (yang juga dikenal sebagai Kaimuddin), pada abad ke-16.

    Pada awalnya, benteng ini terdiri dari tumpukan batu karst yang disusun mengelilingi kompleks istana. Namun, pada masa pemerintahan Raja Buton IV, La Elangi atau Dayanu Ikhsanuddin, benteng yang awalnya hanya tumpukan batu itu mengalami transformasi menjadi sebuah bangunan permanen. Bangunan ini dibangun dengan menggunakan campuran putih telur, pasir, dan kapur.

    Benteng Wolio memiliki 12 pintu gerbang yang disebut "Lawa" dan 16 posisi meriam yang dikenal dengan sebutan "Badili." Selain itu, dalam kompleks benteng megah ini, terdapat 4 boka-boka (bastion berbentuk bulat), batu tondo (tembok keliling), parit, dan berbagai persenjataan lainnya.

    Meskipun berada di puncak bukit dengan lereng yang terjal, Benteng Wolio tetap tegak kokoh hingga saat ini. Bahkan, benteng ini berhasil bertahan tanpa menghadapi ancaman musuh selama lebih dari empat abad.

    Di kawasan Benteng Wolio, para wisatawan dapat melakukan ziarah dan memberikan penghormatan kepada jasa-jasa Sultan Murhum selama masa hidupnya. Kegiatan wisata ziarah ini di Desa Wisata Limbo Wolio dikenal dengan sebutan "Santiago."

    Benteng Wolio
    Benteng Wolio Sulawesi Tenggara (instagram/@dianprilies)

    Sebenarnya, daya tarik dan potensi pariwisata di Desa Wisata Limbo Wolio tidak terbatas pada Benteng Wolio yang merupakan salah satu benteng terbesar dan termegah di dunia. Terkait dengan wisata budaya dan sejarah, ketika Anda berkunjung ke Desa Wisata Limbo Wolio, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi Masjid Agung Kesultanan Buton.

    Masjid Agung Kesultanan Buton, yang didirikan selama pemerintahan Sultan Buton VI, Lakilaponto atau lebih dikenal dengan nama Sultan Murhum Kaimuddin Khalifatul Khamis, memiliki banyak makna simbolis. Misalnya, terdapat 17 anak tangga yang melambangkan jumlah rakaat salat, bedug sepanjang 99 cm yang mewakili asmaul husna, dan 33 pasak yang sesuai dengan jumlah tasbih.

    BACA JUGA: Keindahan Pantai Mandel, Serpihan Surga di Banggai Kepulauan

    BACA JUGA: Keindahan Danau Paisupok, Danau Sebening Kaca di Banggai Kepulauan

    Selain itu, salah satu daya tarik budaya di Desa Wisata Limbo Wolio adalah Pekande-kandea atau yang juga dikenal sebagai makan-makan. Ini bukan sekadar makanan biasa, dalam acara ini seorang gadis akan menyuapi tamu yang hadir sambil mengenakan pakaian adat Buton lengkap dengan riasan. Tradisi Pekande-kandea dilakukan untuk melestarikan budaya sekaligus sebagai ajang untuk mencari jodoh.

    Itulah informasi tentang Desa Wisata Limbo Wolio yang ada di Kota Baubau Sulawesi Tenggara. Semoga informasi ini bisa bermanfaat khususnya bagi wisatawan yang akan berkunjung ke desa wisata ini.(*)