Kampung Bena Flores (Instagram/@petartravel) |
SUDUTWISATA.COM- Kampung Bena adalah sebuah desa megalitikum yang berlokasi di Kabupaten Ngada, Flores, NTT. Desa ini terletak di Desa Tiwuriwu, Kecamatan Aimere. Untuk mencapai Kampung Bena, pengunjung dapat menggunakan kendaraan sewa dari Bajawa, dengan jarak tempuh sekitar 19 km ke arah selatan Bajawa.
Dari Labuan Bajo, perjalanan ke Bajawa memerlukan waktu sekitar 7-8 jam melalui perjalanan darat. Desa Bena terletak di puncak bukit dengan latar belakang Gunung Inerie, menciptakan suasana yang sangat asri dan eksotis di desa tersebut.
BACA JUGA: Desa Wisata Limbo Wolio, Kaya Wisata Budaya dan Sejarah
BACA JUGA: Pesona Air Terjun Lopapu, Surga Tersembunyi di Sumba
Desa Bena yang berada di bawah kaki Gunung Inerie mencerminkan ciri khas masyarakat lama yang menghormati dan menyembah gunung sebagai tempat para dewa. Keyakinan masyarakat Bena terletak pada Dewa Yeta yang dianggap bersemayam di Gunung Inerie, diyakini akan memberikan perlindungan kepada kampung mereka.
Desa Bena saat ini terdiri dari sekitar 45 rumah yang saling mengelilingi, dihuni oleh 9 suku yang berbeda. Suku-suku tersebut mencakup Dizi, Dizi Azi, Wahto, Deru Lalulewa, Deru Solamae, Ngada, Khopa, dan Ago.
Perbedaan antara satu suku dengan suku lainnya terlihat dalam 9 tingkatan ketinggian, di mana setiap suku menduduki satu tingkat. Desain rumah di Bena sangat unik dengan susunan melingkar yang membentuk huruf U. Setiap rumah memiliki hiasan atap yang berbeda, mencerminkan garis keturunan yang berkuasa dan tinggal di rumah tersebut.
Kampung Bena Flores (Instagram/@manna_maniac) |
Di tengah desa terdapat dua bangunan yang disebut oleh masyarakat lokal Bena sebagai "nga’du" dan "bhaga". Kedua bangunan ini merupakan simbol leluhur kampung yang berada di halaman, kisanatapat, tempat di mana upacara adat diadakan untuk berkomunikasi dengan leluhur mereka. "Nga’du" melambangkan leluhur laki-laki dan memiliki bentuk menyerupai paying dengan bangunan bertiang tunggal dan beratap serat ijuk, mirip pondok peneduh.
BACA JUGA: Tari Kejei, Tari Sakral Suku Rejang Bengkulu
BACA JUGA: Air terjun Weekacura, Serpihan Surga di Tengah Persawahan Sumba
Tiang "ngadhu" biasanya terbuat dari jenis kayu khusus dan keras, karena selain sebagai simbol, juga berfungsi sebagai tiang gantungan untuk hewan kurban saat pesta adat. Sementara itu, "bhaga" melambangkan leluhur perempuan dan memiliki bentuk yang mirip dengan miniatur rumah.
Untuk mengunjungi Desa Bena, pengunjung tidak perlu membayar tiket masuk. Namun, diharapkan para pengunjung mengisi buku tamu dan memberikan sumbangan sukarela sebagai kontribusi untuk pemeliharaan dan pelestarian kampung tersebut.
Selain berperan sebagai petani, para wanita di Desa Bena sering terlibat dalam kegiatan menenun kain khas Flores, yang kemudian dijual kepada wisatawan dengan harga berkisar hingga 300 ribu. Meskipun cukup mahal, bagi yang tidak membawa cukup uang, masih bisa membeli syal tenun khas Bena dengan harga Rp 75.000 hingga Rp 100.000,- saja.
Kampung Bena Flores (Instagram/@mohkadavi) |
Desa Bena, sebagai destinasi wisata di Kabupaten Ngada, tidak hanya menarik bagi wisatawan domestik tetapi juga menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara, terutama dari Jerman dan Italia.
BACA JUGA: Tabut Bengkulu, Sejarah dan Prosesi Ritual
BACA JUGA: Pesta Sekura Cakak Buah, Kemeriahan Pesta Topeng di Hari Raya
Itulah informasi tentang Kampung Bena, salah satu tempat wisata di Flores Nusa Tenggara Timur. Semoga informasi ini bermanfaat khususnya bagi wisatawan yang akan berkunjung ke desa warisan budaya zaman batu ini.(*)
0 komentar